Langsung ke konten utama

KONSEP PELAYANAN KEBIDANAN KOMUNITAS

 


leader_on_pedastal_photo27225540_std1.jpg

<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-3527474561697212" 

     crossorigin="anonymous"></script> 

1.       PENGERTIAN KEBIDANAN KOMUNITAS

Menurut International Confederation Of Midwives (ICM), Bidan adalah seseorang yang telah mengikuti program pendidikan bidan yang diakui di negaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut, serta memenuhi kualifikasi untuk didaftar (register) dan atau memiliki izin yang sah (lisensi) untuk melakukan praktik bidan.

Kebidanan adalah satu bidang ilmu yang mempelajari keilmuan dan seni yang mempersiapkan kehamilan, menolong persalinan, nifas dan menyusui, masa interval dan pengaturan kesuburan, klimakterium dan menopause, bayi baru lahir dan balita, fungsi–fungsi reproduksi manusia serta memberikan bantuan/dukungan pada perempuan, keluarga dan komunitasnya.

Komunitas berasal dari bahasa latin yaitu “communitas” yang berarti ”kesamaan”, juga Communis yang berarti sama, public. Komunitas berarti sekelompok individu yang tinggal pada wilayah tertentu, memiliki nilai-nilai keyakinan dan minat yang relatif sama, serta berinteraksi atau satu sama lain untuk mencapai tujuan.

Bidan komunitas adalan bidan yang bekerja melayani keluarga dan masyarakat di wilayah tertentu.

Kebidanan komunitas adalah bagian dari kebidanan yang berupa serangkaian ilmu dan ketrampilan untuk memberikan pelayanan kebidanan pada ibu dan anak yang berada dalam masyarakat diwilayah tertentu.

 

2.       SEJARAH/ RIWAYAT KEBIDANAN KOMUNITAS DI INDONESIA

§  Tahun 1953 : Peran bidan di masyarakat semakin terlihat dengan diadakan kursus tambahan bagi bidan (KTB) yang berfokus pada kesehatan masyarakat di Yoyakarta

§  Tahun 1967: Pelayanan BKIA menjadi bagian dari pelayanan puskesmas, Bidan puskesmas tidak hanya memberikan pelayanan KIA, KBdiposyandu, UKS, dan sebagai perencana dalam mengambil keputusan pelayanan di masyarakat. Pada masa inilah bidan dapat dikatakan sebagai motivator (penggerak) dimasyarakat

§  Tahun 1996: Dengan adanya safe motherhood, Departemen Kesehatan mencanangkan program Gerakan Sayang Ibu (GSI) dan Ikatan Bidan Indonesia (IBI) melakukan advokasi pada pemerintah untuk melahirkan pendidikan D-3 Kebidanan.

 

3.       FOKUS/ SASARAN KEBIDANAN KOMUNITAS

 

§  png-transparent-people-illustration-animation-animated-cartoon-4k-resolution-footage-community.pngSASARAN PELAYANAN KEBIDANAN KOMUNITAS

adalah Individu, Keluarga, dan Kelompok Masyarakat (komuniti).

Pelayanan ini mencakup upaya pencegahan penyakit, pemeliharaan dan peningkatan, penyembuhan serta pemulihan kesehatan.

 

§  SASARAN UTAMA KEBIDANAN KOMUNITAS

adalah ibu dan anak balita yang berada didalam keluarga dan masyarakat.

Bidan memandang pasiennya sebagai mahluk sosial yang memiliki budaya tertentu dan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi, politik, social budaya dan lingkungan sekitarnya.

 

 

 

 

4.       TUJUAN PELAYANAN  KEBIDANAN KOMUNITAS

a.       TUJUAN UMUM

Meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya kesehatan perempuan diwilayah kerjanya, sehingga masyarakat mampu mengenali masalah dan kebutuhan serta mampu memecahkan masalahnya secara mandiri

b.      TUJUAN KHUSUS

§  Meningkatkan cakupan pelayanan kebidanan komunitas sesuai dengan tanggung jawab bidan.

§  Meningkatkan mutu pelayanan ibu hamil, pertolongan  persalinan, perawatan nifas dan perinatal secara terpadu.

§  Menurunkan jumlah kasus-kasus yang berkaitan dengan risiko kehamilan, persalinan, nifas, dan perinatal.

§  Medukung program-program pemerintah lainnya untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian pada ibu dan anak.

§  Membangun jaringan kerja dengan fasilitas rujukan dan tokoh masyarakat setempat atau terkait.

5.       LINGKUP  PELAYANAN  KEBIDANAN KOMUNITAS

a.       PENINGKATAN KESEHATAN (PROMOTIF)

Promosi kesehatan adalah suatu proses membuat orang mampu meningkatkan kontrol terhadap kesehatan, dan memperbaiki kesehatan, baik dilakukan secara individu, keluarga, kelompok, maupunmasyarakat.

Upaya promotif dilakukan antara lain dengan memberikan:

§  Penyuluhan Kesehatan

§  Peningkatan gizi

§  Pemeliharaan kesehatan perorangan

§  Pemeliharaan kesehatan lingkungan

§  Pemberian makanan tambahan

§  Pendidikan seks

b.      PENCEGAHAN (PREVENTIF)

Ruang lingkup preventif ditunjukkan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan-gangguan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

Upaya Preventif dapat dilakukan diantaranya dengan melakukan:

§  Imunisasi pada bayi, balita, dan ibu hamil

§  Pemeriksaan kesehatan berkala melalui posyandu, puskesmas maupun kunjungan rumah pada ibu nifas dan neonatUs

§  Pemberian tablet vitamin A dan garam beryodium ibu nifas dan balita

§  Pemberian tablet tambah darah dan senam hamil.

c.       DETEKSI DINI KOMPLIKASI DAN PERTOLONGAN KEGAWATDARURATAN

Bidan diharapkan mempunyai kemampuan dalam deteksi dini  komplikasi melalui keterampilan tambahan yang dimiliki untuk menangani kasus kegawatdaruratan maternal dan neonatal sehingga dalam proses rujukan tidak mengalami keterlambatan.

Contoh Untuk diagnosis dini pada anak dapat dilakukan dengan cara pemantauan pertumbuhan dan perkembangannya baik oleh keluarga, kelompok maupun masyarakat.

d.      MEMINIMALKAN KESAKITAN DAN KECACATAN.

Upaya meminimalkan kecacatan dilakukan dengan tujuan untuk merawat dan memberikan pengobatan individu, keluarga, atau kelompok orang yang menderita penyakit.

Upaya yang bisa dilakukan diantaranya dengan perawatan payudara ibu nifas dengan bendungan air susu, perawatan ibu hamil dengan kondisi patologisdirumah, ibu bersalin, ibu nifas, dan perawatan tali pusat pada bayi baru lahir.

e.       REHABILITASI

Rehabilitasi merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita yang dirawat dirumah, maupun terhadap kelompok tertentu yang menderita penyakit. Misalnya upaya pemulihan bagi pecandu narkoba, penderita TBC

f.        KEMITRAAN

Kemitraan dengan LSM setempat, organisasi masyarakat, organisasi sosial, kelompok masyarakat yang melakukan upaya untuk mengembalikan individu ke lingkungan keluarga dan masyarakat.

Terutama pada kondisi bahwa stigma masyarakat perlu dikurangi seperti Tuberculosis (TB), kusta, Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), kehamilan tidak diinginkan (KTD), kekerasan dalam rumah tangga (KDRT),prostitusi, korban perkosaan, dan injecting drug user (IDU).

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BIDAN SEBAGAI PROFESI

<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-3527474561697212" crossorigin="anonymous"></script> BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah menunjukkan bahwa bidan adalah salah satu profesi tertua di dunia sejak adanya peradaban umat manusia. Bidan muncul sebagai wanita terpercaya dalam mendampingi dan menolong ibu yang melahirkan. Peran dan posisi bidan dimasyarakat sangat dihargai dan dihormati karena tugasnya yang sangat mulia, memberi semangat, membesarkan hati, mendampingi, serta menolong ibu yang melahirkan sampai ibu dapat merawat bayinya dengan baik. Sejak zaman pra sejarah, dalam naskah kuno sudah tercatat bidan dari Mesir yang berani ambil resiko membela keselamatan bayi-bayi laki-laki bangsa Yahudi yang diperintahkan oleh Firaun untuk di bunuh. Mereka sudah menunjukkan sikap etika moral yang tinggi dan takwa kepada Tuhan dalam membela orang-orang yang berada dalam posis

Penyakit Infeksi yang Menyertai Kehamilan dan Persalinan (5)

                                                            Varicella Varicella/chickenpox atau sering disebut cacar air, merupakan infeksi akibat virus varicella-zoster (VZV) atau human herpes virus -3 (HHV-3). Varicella memberikan gambaran khas munculnya lesi di kulit yang bersifat makulo-papuler, berkembang menjadi vesikel, pustula, dan akhirnya menjadi krusta/keropeng. Kehamilan cenderung memperburuk perjalanan penyakit varicella. Infeksi varicella pada kehamilan meningkatkan risiko kejadian komplikasi pneumonia. Infeksi varicella pada trimester awal kehamilan memunculkan risiko kelainan kongenital, sebesar 0,4 – 2%. Pada infeksi yang terjadi pada akhir kehamilan (secara kesepakatan ditetapkan 5 hari sebelum atau sesudah kelahiran) memunculkan risiko transmisi vertikal, yang dapat mengakibatkan bayi baru lahir mengalami infeksi varicella berat. Infeksi varicella yang menyembuh memasuki periode laten, dalam hal ini, masih mungkin terjadi infeksi dalam bentuk herpes zoster pada

MANAJEMEN AKTIF KALA III

                                                                                                                    MANAJEMEN AKTIF KALA III 1.      DEFENISI, TUJUAN DAN KEUNTUNGAN MANAJEMEN AKTIF KALA III A.      Definisi Manajemen aktif kala tiga adalah penatalaksanaan secara aktif pada kala tiga (pengeluaran aktif plasenta) untuk membantu menghindarkan terjadinya perdarahan pasca persalinan. B.     Tujuan §      Menghasilkan kontraksi uterus yang lebih efektif §   Membantu secara aktif pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara lengkap C.    Keuntungan – Keuntungan Manajemen Aktif Kala III §      Memperpendek waktu persalinan kala tiga §      Mengurangi kejadian perdarahan pasca persalinan §     Mencegah terjadinya atonia uteri dan retensio plasenta 2.      PENATALAKSANAAN MANAJEMEN AKTIF KALA III A.      Pemberian oksitosin (10 U) §     Sebelum memberikan oksitosin, melakukan pengkajian dengan melakukan palpasi pada abdomen untuk meyakink