GENDER, Merupakan Pandangan
masyarakat tentang perbedaan peran, fungsi dan tanggung jawab antara perempuan
dan atau laki–laki yang merupakan hasil konstruksi sosial budaya dan dapat
berubah dan atau diubah sesuai dengan perkembangan zaman.
SEKS, Merupakan perbedaan jenis kelamin yang telah ditentukan oleh Tuhan berdasarkan fungsi biologis (Jenis Kelamin)
FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI GENDER
Perbedaan peranan
antara pria dengan wanita terbentuk oleh masyarakat sesuai dengan norma sosial
dan nilai sosial budaya masyarakat yang bersangkutan.
BUDAYA YANG
MEMPENGARUHI GENDER
§ Setiap masyarakat mengharapkan
wanita dan pria untuk berpikir, berperasaan dan bertindak dengan pola-pola
tertentu dengan alasan mereka dilahirkan sebagai wanita/pria.
Contohnya
wanita diharapkan untuk menyiapkan masakan, merawat anak-anak dan suami. Sedangkan
pria bertugas memberikan kesejahteraan bagi keluarga serta melindungi keluarga
dari ancaman.
§ Masyarakat menghubungkan jenis
kelamin seseorang dengan perilaku tertentu yang seharusnya dilakukan biasanya
disebut dengan area ” kegiatan wanita” dan ”kegiatan laki-laki”.
§ Kegiatan ini tidak sama dari satu
daerah ke daerah lain diseluruh dunia, tergantungpada kebiasaan, hukum dan
agama yang dianut oleh masyarakat tersebut.
§ Peran jenis kelamin bahkan bisa
tidak sama didalam suatu masyarakat, tergantung pada tingkat pendidikan, suku
dan umurnya. contohnya: di dalam suatu masyarakat, wanita dari suku tertentu
biasanya bekerja menjadi pembantu rumah tangga, sedang wanita lain mempunyai
pilihan yang lebih luas tentang pekerjaan yang bisa mereka pegang.
§ Peran gender diajarkan secara turun
temurun dari orang tua ke anaknya. Sejak anak berusia muda, orang tua telah
memberlakukan anak perempuan dan laki-laki berbeda, meskipun kadang tanpa mereka sadari.
<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-3527474561697212"
crossorigin="anonymous"></script>
DISKRIMINASI GENDER
1.
MARGINALISASI (PEMINGGIRAN)
Proses marginalisasi
(peminggiran/pemiskinan) yang mengakibatkan kemiskinan,banyak terjadi dalam masyarakat. Contoh, banyak pekerja perempuan tersingkir
dan menjadi miskin
akibat dari program pembangunan seperti internsifikasi pertanian yang hanya memfokuskan petani laki-laki. Perempuan
dipinggirkan dari berbagai jenis kegiatan pertanian dan industri yang lebih
memerlukan keterampilan yang biasanya lebih banyakdimiliki laki-laki
2. SUBORDINASI (PENOMORDUAAN)
Subordinasi pada dasarnya adalah
keyakinan bahwa salah satu jenis kelamin dianggap lebih penting atau lebih
utama dibanding jenis kelamin lainnya. Sebagai contoh apabila seorang isteri yang hendak mengikuti tugas belajar,
atau hendak berpergian ke luar negeri harus mendapat izin suami, tetapi kalau
suami yang akan pergi tidak perlu izin dari isteri.
3. PANDANGAN STEREOTYPE (CITRA BAKU)
Stereotipe dimaksud adalah citra
baku tentang individu atau kelompok yang tidak sesuai dengan kenyataan empiris yang ada.
Pelabelan negatif secara umum selalu melahirkan ketidakadilan. Misalnya Apabila seorang laki-laki marah,
ia dianggap
tegas, tetapi bila perempuan marah atau tersinggung dianggap emosional dan
tidak dapat menahan diri. Label kaum perempuan sebagai “ibu rumah
tangga” merugikan, jika hendak aktif dalam “kegiatan lakilaki” seperti
berpolitik, bisnis atau birokrat.
4. KEKERASAN (VIOLENCE)
kekerasan merupakan terjemahkan dari
violence, artinya
suatu serangan terhadap fisik maupun integritas mental psikologis seseorang. Kekerasan tidak hanya menyangkut serangan
fisik saja seperti perkosaan, pemukulan dan penyiksaan, tetapi juga yang
bersifat non fisik, seperti pelecehan seksual sehingga secara emosional terusik. Pelaku kekerasan bermacam-macam, ada yang
bersifat individu,
baik di dalam rumah tangga sendiri maupun di tempat umum, ada juga di dalam masyarakat itu sendiri. Pelaku bisa
saja suami/ayah, keponakan, sepupu, paman, mertua, anak laki-laki, tetangga,
majikan.
5.
BEBAN GANDA (DOUBLE DOURDEN)
Dalam suatu rumah tangga pada
umumnya beberapa jenis kegiatan dilakukan laki-laki, dan beberapa dilakukan
oleh perempuann.Berbagai observasi, menunjukkan perempuan mengerjakan hampir
90% dari pekerjaan dalam
rumah tangga. Sehingga bagi mereka yang bekerja, selain bekerja di tempat kerja juga masih harus mengerjakan
pekerjaan rumah tangga.
KETIDAKSETARAAN DAN
KETIDAKADILAN GENDER DALAM PELAYANAN KESEHATAN
- Masalah kesehatan reproduksi dapat terjadi sepanjang siklus hidup
manusia. seperti; masalah yang terjadi pada masa
anak-anak dirumah, masalah pergaulan bebas dan kehamilan remaja.
- Perempuan lebih rentan dalam menghadapi resiko kesehatan reproduksi
seperti kehamilan, melahirkan, aborsi tidak aman dan pemakaian alat
kontrasepsi. Karena struktur alat reproduksi yang rentan secara social
atau biologis terhadap penularan IMS termasuk STD/HIV/AIDS.
- Masalah kesehatan reproduksi tidak terpisah dari hubungan laki-laki
dan perempuan. Namun keterlibatan, motivasi serta partisipasi laki-laki
dalam kesehatan reproduksi dewasa ini masih sangat kurang.
- Laki-laki juga mempunyai masalah kesehatan reproduksi, khususnya
berkaitan dengan IMS. HIV, dan AIDS. Karena ini dalam menyusun strategi untuk
memperbaiki kesehatan reproduksi harus dipertimbangkan pula kebutuhan, kepedulian dan
tanggung jawab laki-laki.
- Perempuan rentan terhadap kekerasan dalam rumah tangga atau perlakuan kasar yang pada
dasarnya bersumber gender yang tidak setara.
- Kesehatan reproduksi lebih banyak dikaitkan dengan urusan perempuan
seperti KB.
ISU GENDER DALAM
KESEHATAN REPRODUKSI
Gender
mempunyai pengaruh besar terhadap kesehatan laki-laki dan perempuan.Baik laki-laki maupun perempuan sama-sama
terkena dampak masing-masing. Isu gender pada anak-anak laki-laki,
misalnya: pada beberapa suku tertentu, kelahiran bayi laki-laki sangat
diharapkan dengan alasan, misalnya laki-laki adalah penerus atau pewaris nama
keluarga, laki-laki sebagai pencari nafkah keluarga yang handal, laki-laki
sebagai penyanggah orang tuanya di hari tua
Komentar
Posting Komentar