Langsung ke konten utama

KONTRASEPSI IMPLANT (SUSUK)

<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-3527474561697212"
     crossorigin="anonymous"></script>
Kontrasepsi implan/susuk adalah alat kontrasepsi hormonal yang ditempatkan di bawah kulit (ditanam dibawah kulit).
Macam-macam alat kontrasepsi implan;
a.       Norplant, terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm diameter 2,4 mm berisi 36 mg levonorgestrel dan lama kerja 5 tahun.
b.      Implanon, terdiri dari 1 batang putih lentur dengan panjang ± 40 mm dan diameter 2 mm, berisi 68 mg 3-keto-desogestrel dan lama kerja 3 tahun.
c.       Jedena dan indoplant, terdiri dari 2 batang berisi 75 mg levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun.
     Kontrasepsi implan sangat efektif (0,2 – 1 kehamilan/100 perempuan).
Keuntungan alat kontrasepsi implan, antara lain;
-          Keuntungan kontrasepsi :
-          Daya guna tinggi, perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun).
-          Pengembangan tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan.
-          Tidak memerlukan pemeriksaan dalam.
-          Bebas dari pengaruh estrogen.
-          Tidak mengganggu ASI dan tidak mengganggu sangggama.
-          Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan.
-          Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan
-          Keuntungan non kontrasepsi :
-          Mengurangi nyeri haid dan jumlah darah haid.
-          Mengurangi/memperbaiki anemia.
-          Melindungi terjadinya kanker endometrium.
-          Menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara.
-          Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang panggul.
-          Menurunkan angka kejadian endometriosis
Keterbatasan alat kontrasepsi implan;
a.       Dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa perdarahan bercak (spotting), hipermenorea atau meningkatnya jumlah darah haid serta amenorea.
b.      Timbul gejala – gejala seperti :Nyeri kepala, nyeri payudara, mual, pening.
c.       Peningkatan/penurunan BB.
d.      Perubahan perasaan (mood) atau kegelisahan (nervousness).
e.       Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan.
f.       Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual termasuk AIDS.
g.      Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi ini sesuai dengan keinginan, akan tetapi harus spergi ke klinik untuk pencabutan.
h.      Efektifitasnya menurun bila menggunakan obat-obat TBC atau obat epilepsi.
Indikasi alat kontrasepsi implan adalah;
-          Usia reproduksi
-          Telah memiliki anak ataupun belum.
-          Menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektifitas tinggi dan menghendaki pencegahan kehamilan jangka panjang.
-          Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi.
-          Pascapersalinan dan tidak menyusui
-          Pascakeguguran
-          Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak sterilisasi
-          Riwayat kehamilan ektopik
-          Tekanan darah <180 atau="" span="" style="mso-spacerun: yes;">  >180
-          Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen
-          Sering lupa menggunakan pil
Kontra-Indikasi alat kontrasepsi implan;
-          Hamil atau diduga hamil.
-          Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
-          Benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker payudara.
-          Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi.
-          Mioma uterus dan kanker payudara
-          Gangguan toleransi glukosa
Waktu mulai menggunakan alat kontrasepsi implan :
a.       setiap saat selama siklus haid hari ke-2 s/d hari ke-7, tidak diperlukan metode kontrasepsi tambahan atau setiap saat asal diyakini tidak terjadi kehamilan. Bila diinsersi setelah hari ke-7 siklus haid, klien jangan melakukan hubungan seksual, atau menggunakan alat kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.
b.      Bila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pascapersalinan, insersi dapat dilakukan setiap saat. Bila menyusui penuh, klien tidak memerlukan kontrasepsi lain.
c.       Bila > 6 minggu pascapersalinan dan telah terjadi haid, insersi dapat dilakukan setiap saat, tetapi jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.
d.      Bila klien menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin menggantinya dengan implan, insersi dapat dilakukan setiap saat asal yakin klien tidak hamil, dan klien menggunakan kontrasepsi terdahulu dengan benar.
e.       Bila kontrasepsi sebelumnya adalah suntikan, implan dapat diberikan pada saat jadwal kontrasepsi suntikan tersebut dan tidak diperlukan kontrasepsi lain.
f.       Bila kontrasepsi sebelumnya adalah nonhormonal (kecuali AKDR) dan klien ingin menggantinya dengan implan, insersi dapat dilakukan setiap saat asal yakin klien tidak hamil, tidak perlu menunggu haid berikutnya.
g.      Bila kontrasepsi sebelumnya adalah AKDR, implan dapat diinsersikan pada saat haid hari ke-7 dan klien jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau gunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja. AKDR segera cabut.
h.      Pada klien pasca keguguran implan dapat langsung diinsersikan. Lokasi insersi: lengan atas bagian dalam, 8 cm di atas lipatan siku.
Efek Samping penggunaan alat kontrasepsi implan:
-          Amenorea
-          Perdarahan bercak (spotting ringan).
-          Ekspulsi.
-          Infeksi pada daerah insersi
-          Berat badan naik/turun
Cara kerja alat kontrasepsi implan :
-          Mengentalkan lendir serviks.
-          Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi
-          Mengurangi transportasi sperma.
-          Menekan ovulasi
Mekanisme kerjanya adalah sebagai berikut:
-          Levonorgestrel menyebabkan supresi terhadap lonjakan hormon luteinisasi (LH), baik pada hipotalamus maupun hipofisis yang penting untuk ovulasi.
-          Kadar levonorgestrel yang konstan mempunyai efek nyata terhadap mukus servik. Mukus tersebut menebal dan jumlahnya menurun, yang berpengaruh terhadap penetrasi sperma
-          Levonorgestrel menyebabkan supresi terhadap maturasi siklik endometrium yang akhirnya menyebabkan atrofi. Perubahan ini dapat mencegah implantasi sekalipun fertilisasi.
Instruksi pada klien pengguna alat kontrasepsi implan:
-          Daerah insersi harus tetap dibiarkan kering dan bersih selama 48 jam pertama  untuk mencegah infeksi pada luka insisi.
-          Perlu dijelaskan bahwa mungkin terjadi sedikit rasa perih, pembengkakan, atau lebam pada daerah insisi.
-          Pekerjaan rutin harian tetap dikerjakan, hindari benturan, gesekan atau penekanan pada daerah insersi.
-          Balutan penekanan jangan dibuka selama 48 jam, sedangkan plester dipertahankan hingga luka sembuh (biasanya 5 hari).
-          Setelah luka sembuh, daerah tersebut dapat disentuh dan dicuci dengan tekanan yang wajar.
-          Bila ditemukan adanya tanda-tanda infeksi seperti demam, peradangan, atau bila rasa sakit menetap selama beberapa ahri, segera kembali ke klinik.
Informasi lain yang perlu disampaikan :
-          Efek kontrasepsi timbul beberapa jam setelah insersi dan berlangsung hingga 5 tahun bagi norplant dan 3 tahun bagi susuk implanon dan akan berakhir sesaat setelah pengangkatan.
-          Sering ditemukan gangguan pola haid, terutama 6-12 bulan pertama.
-          Obat-obat tuberkulosis ataupun obat epilepsi dapat menurunkan efektifitas implant.
-          Efek samping yang berhubungan dengan implant dapat berupa sakit kepala, penambahan berat badan, dan nyeri payudara.
-          Bila norplant dicabut sebelum 5 tahun dan implanon sebelum 3 tahun, kemungkinan hamil sangat besar.
-          Klien diberikan kartu yang ditulis nama, tanggal insersi, tempat insersi, dan nama klinik.
-          Implan tidak melindungi klien dari IMS termasuk AIDS. Bila pasangannnya memiliki resiko, perlu menggunakan kondom untuk melakukan hubungan seksual.
Peringatan bagi pengguna implan, dan segera menghubungi dokter jika menemukan hal berikut :
-          Terjadi keterlambatan haid yang sebelumnya teratur.
-          Nyeri perut bagian bawah yang hebat.
-          Terjadi perdarahan banyak dan lama.
-          Adanya nanah atau perdarahan pada bekas insersi implan.
-          Ekspulsi batang implas.
-          Sakit kepala migrain, sakit kepala berulang yan berat, atau penglihatan menjadi kabur.
Jadwal kunjungan kembali ke klinik :
Klien dianjurkan kembali ke klinik jika ditemukan hal-hal sebagai berikut :
-          Amenorea yang disertai nyeri perut bagian bawah.
-          Perdarahan yang banyak dari kemaluan.
-          Rasa nyeri pada lengan.
-          Luka bekas insisi mengeluarkan darah atau nanah.
-          Ekspulsi dari batang implant.
-          Sakit kepala hebat atau penglihatan menjadi kabur.
-          Nyeri dada hebat.
-          Dugaan adanya kehamilan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BIDAN SEBAGAI PROFESI

<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-3527474561697212" crossorigin="anonymous"></script> BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah menunjukkan bahwa bidan adalah salah satu profesi tertua di dunia sejak adanya peradaban umat manusia. Bidan muncul sebagai wanita terpercaya dalam mendampingi dan menolong ibu yang melahirkan. Peran dan posisi bidan dimasyarakat sangat dihargai dan dihormati karena tugasnya yang sangat mulia, memberi semangat, membesarkan hati, mendampingi, serta menolong ibu yang melahirkan sampai ibu dapat merawat bayinya dengan baik. Sejak zaman pra sejarah, dalam naskah kuno sudah tercatat bidan dari Mesir yang berani ambil resiko membela keselamatan bayi-bayi laki-laki bangsa Yahudi yang diperintahkan oleh Firaun untuk di bunuh. Mereka sudah menunjukkan sikap etika moral yang tinggi dan takwa kepada Tuhan dalam membela orang-orang yang berada dalam posis

Penyakit Infeksi yang Menyertai Kehamilan dan Persalinan (5)

                                                            Varicella Varicella/chickenpox atau sering disebut cacar air, merupakan infeksi akibat virus varicella-zoster (VZV) atau human herpes virus -3 (HHV-3). Varicella memberikan gambaran khas munculnya lesi di kulit yang bersifat makulo-papuler, berkembang menjadi vesikel, pustula, dan akhirnya menjadi krusta/keropeng. Kehamilan cenderung memperburuk perjalanan penyakit varicella. Infeksi varicella pada kehamilan meningkatkan risiko kejadian komplikasi pneumonia. Infeksi varicella pada trimester awal kehamilan memunculkan risiko kelainan kongenital, sebesar 0,4 – 2%. Pada infeksi yang terjadi pada akhir kehamilan (secara kesepakatan ditetapkan 5 hari sebelum atau sesudah kelahiran) memunculkan risiko transmisi vertikal, yang dapat mengakibatkan bayi baru lahir mengalami infeksi varicella berat. Infeksi varicella yang menyembuh memasuki periode laten, dalam hal ini, masih mungkin terjadi infeksi dalam bentuk herpes zoster pada

MANAJEMEN AKTIF KALA III

                                                                                                                    MANAJEMEN AKTIF KALA III 1.      DEFENISI, TUJUAN DAN KEUNTUNGAN MANAJEMEN AKTIF KALA III A.      Definisi Manajemen aktif kala tiga adalah penatalaksanaan secara aktif pada kala tiga (pengeluaran aktif plasenta) untuk membantu menghindarkan terjadinya perdarahan pasca persalinan. B.     Tujuan §      Menghasilkan kontraksi uterus yang lebih efektif §   Membantu secara aktif pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara lengkap C.    Keuntungan – Keuntungan Manajemen Aktif Kala III §      Memperpendek waktu persalinan kala tiga §      Mengurangi kejadian perdarahan pasca persalinan §     Mencegah terjadinya atonia uteri dan retensio plasenta 2.      PENATALAKSANAAN MANAJEMEN AKTIF KALA III A.      Pemberian oksitosin (10 U) §     Sebelum memberikan oksitosin, melakukan pengkajian dengan melakukan palpasi pada abdomen untuk meyakink