Langsung ke konten utama

FASE DAN SIKLUS MENSTRUASI

<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-3527474561697212"
     crossorigin="anonymous"></script>

SIKLUS MENSTRUASI
Menjelang akhir siklus menstruasi, kadar estrogen dan progesterone darah menurun, sehingga menstimulasi hipotalus untuk mensekresikan gonadotropin releasing hormone (Gn-RH).
Gn-RH menstimulasi sekresi hipofisis anterior menghasilkan Folicel stimulasi hormon (FSH). Pengeluaran FSH ini mempengaruhi folikel-folikel primer (15-20) menjadi folikel de graaf (1 atau lebih folikel) yang membuat hormon estrogen.
Hormon estrogen mempengaruhi endometrium tumbuh (fase proliferasi) juga mempengaruhi hipofisis anterior untuk menekan produksi FSH, sehingga hipofisis anterior ini dapat mengeluarkan Luteinising hormon (LH).
LH mempengaruhi folikel de graaf menjadi matang, mendekati permukaan ovarium dan kemudian terjadilah ovulasi. Dimana pada saat ovulasi ini kadang terdapat sedikit perdarahan sehingga disebut korpus rubrum, yang kemudian menjadi korpus luteum.
Korpus luteum menghasilkan hormon progesteron. Progesteron mempengaruhi endometrium yang telah berproliferasi tadi menjadi tumbuh dan sangat berkelok-kelok (fase sekresi).
Bila tidak ada pembuahan, maka korpus luteum berdegenerasi dan ini mengakibatkan kadar estrogen dan progesteron menurun yang menimbulkan efek perubahan pada endometrium yaitu terjadi gangguan dan perontokan kelenjar endometrium yang nekrotik, proses ini disebut dengan menstruasi.



FASE MENSTRUASI
Fase dalam menstruasi setiap siklusnya ada 3 fase yaitu :
1.     Fase menstruasi
a.    Fase ini terjadi selama 2 – 8 hari.
b.    Pada waktu ini endometrium dilepas.
c.    Pengeluaran hormon-hormon ovarium paling rendah.
d.    Regenerasi telah dimulai dalam 2 hari setelah onset menstruasi.


2.    Fase proliferasi
a.    Terjadi pada hari ke 9 sampai hari ke 14
b.    Pada saat ini endometrium tumbuh dan berkelok-kelok.
c.    Ketebalan endometrium 10-12mm.
d.    Antara hari ke 12 dan 14 dapat terjadi pelepasan ovum dari ovarium
     yang disebut ovulasi.

3.    Fase sekresi
a.    Kelenjar endometrium tumbuh menjadi sangat berkelok-kelok.
b.    Mulai bersekresi dan mengeluarkan getah yang mengandung glikogen dan lemak.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

BIDAN SEBAGAI PROFESI

<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-3527474561697212" crossorigin="anonymous"></script> BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah menunjukkan bahwa bidan adalah salah satu profesi tertua di dunia sejak adanya peradaban umat manusia. Bidan muncul sebagai wanita terpercaya dalam mendampingi dan menolong ibu yang melahirkan. Peran dan posisi bidan dimasyarakat sangat dihargai dan dihormati karena tugasnya yang sangat mulia, memberi semangat, membesarkan hati, mendampingi, serta menolong ibu yang melahirkan sampai ibu dapat merawat bayinya dengan baik. Sejak zaman pra sejarah, dalam naskah kuno sudah tercatat bidan dari Mesir yang berani ambil resiko membela keselamatan bayi-bayi laki-laki bangsa Yahudi yang diperintahkan oleh Firaun untuk di bunuh. Mereka sudah menunjukkan sikap etika moral yang tinggi dan takwa kepada Tuhan dalam membela orang-orang yang berada dalam posis

Penyakit Infeksi yang Menyertai Kehamilan dan Persalinan (5)

                                                            Varicella Varicella/chickenpox atau sering disebut cacar air, merupakan infeksi akibat virus varicella-zoster (VZV) atau human herpes virus -3 (HHV-3). Varicella memberikan gambaran khas munculnya lesi di kulit yang bersifat makulo-papuler, berkembang menjadi vesikel, pustula, dan akhirnya menjadi krusta/keropeng. Kehamilan cenderung memperburuk perjalanan penyakit varicella. Infeksi varicella pada kehamilan meningkatkan risiko kejadian komplikasi pneumonia. Infeksi varicella pada trimester awal kehamilan memunculkan risiko kelainan kongenital, sebesar 0,4 – 2%. Pada infeksi yang terjadi pada akhir kehamilan (secara kesepakatan ditetapkan 5 hari sebelum atau sesudah kelahiran) memunculkan risiko transmisi vertikal, yang dapat mengakibatkan bayi baru lahir mengalami infeksi varicella berat. Infeksi varicella yang menyembuh memasuki periode laten, dalam hal ini, masih mungkin terjadi infeksi dalam bentuk herpes zoster pada

MANAJEMEN AKTIF KALA III

                                                                                                                    MANAJEMEN AKTIF KALA III 1.      DEFENISI, TUJUAN DAN KEUNTUNGAN MANAJEMEN AKTIF KALA III A.      Definisi Manajemen aktif kala tiga adalah penatalaksanaan secara aktif pada kala tiga (pengeluaran aktif plasenta) untuk membantu menghindarkan terjadinya perdarahan pasca persalinan. B.     Tujuan §      Menghasilkan kontraksi uterus yang lebih efektif §   Membantu secara aktif pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara lengkap C.    Keuntungan – Keuntungan Manajemen Aktif Kala III §      Memperpendek waktu persalinan kala tiga §      Mengurangi kejadian perdarahan pasca persalinan §     Mencegah terjadinya atonia uteri dan retensio plasenta 2.      PENATALAKSANAAN MANAJEMEN AKTIF KALA III A.      Pemberian oksitosin (10 U) §     Sebelum memberikan oksitosin, melakukan pengkajian dengan melakukan palpasi pada abdomen untuk meyakink