Langsung ke konten utama

PARADIGMA KEBIDANAN

<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-3527474561697212"
     crossorigin="anonymous"></script>
  1. Pengertian

Menurut kamus besar bahasa indonesia edisi ke-3, paradigma adalah kerangka berfikir. Paradigma kebidanan adalah suatu cara pandang bidan dalam memberi pelayanan. Keberhasilan bidan dalam bekerja/memberikan pelayanan berpegang pada paradigma, berupa pandangan terhadap manusia/perempuan, lingkungan, prilaku, pelayanan kesehatan/kebidanan dan keturunan. Keberhasilan pelayanan tersebut dipengaruhi oleh pengetahuan dan cara pandang bidan atau hubungan timbal balik antara manusia, lingkunggan, perilaku, pelayanan kebidanan dan keturunan.

  1. Komponen Paradigma kebidanan.

1. Wanita

Wanita sebagaimana halnya manusia adalah mahluk bio-psiko-sosio-kultural yang utuh dan unik, mempunyai kebutuhan dasar yang unik dan bermacam-macam sesuai dengan tingkat perkembangan. Wanita sebagai penerus generasi, sehingga keberadaan wanita yang sehat jasmani, rohani, dan social Sangat diperlukan.

Wanita sebagai sumber daya insani merupakan pendidik pertama dan utama dalam keluarga. Kualitas manusia Sangat ditentukan oleh keadaan / kondisi perempuan/ ibu dalam keluarga. Para wanita di masyarakat ádalah pengerak dan pelopor peningkatan kesejahteraan keluarga.

2. Lingkungan

Lingkungan merupakan semua yang terlibat dalam interaksi individu pada waktu pelaksanaan aktifitasnya, baik lingkungan fisik, psikososial, biologis maupun budaya. Lingkungan psikososial meliputi keluarga, kelompok, komunitas, dan masyarakat.

Masyarakat merupakan kelompok paling penting dan kompleks yang telah dibentuk oleh manusia sebagai lingkungan sosial yang terdiri dari individu, keluarga dan komunitas yang mempunyai tujuan dan sistem nilai.

Wanita merupakan bagian dari anggota keluarga dari unit komunitas. Keluarga yang dalam fungsinya mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan dimana dia berada. Keluarga dapat menunjang kebutuhan sehari-hari dan memberikan dukungan emosional kepada ibu sepanjang siklus kehidupannya. Keadaan sosial, ekonomi, pendidikan, kebudayaan dan lokasi tempat tinggal keluarga sangat menentukan derajat kesehatan reproduksi wanita.

3. Prilaku

Perilaku merupakan hasil dari berbagai pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya, yang terwujud dalam bentuk pengetahuan sikap dan tindakan. Prilaku manusia bersifat holistik (menyeluruh) adapun prilaku profesional dari bidan mencakup:

a. Dalam melaksanakan tugasnya berpegang teguh pada filosofi etika profesi dan aspek legal.

b. Bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan keputusan klinik yang dibuatnya.

c. Senantiasa mengikuti perkembangan pengetahuan dan Keterampilan mutahir secara berkala.

d. Menggunakan cara pencegahan universal untuk mencegah penularan penyakit dan strategi pengendalian infeksi.

e. Menggunakan konsultasi dan rujukan yang tepat selama memberikan asuhan kebidanan.

f. Menghargai dan memanfaatkan budaya setempat sehubungan dengan praktek kesehatan, kehamilan, periode pasca persalinan, bayi baru lahir dan anak.

g. Menggunakan model kemitraan dalam bekerja sama dengan kaum wanita/ibu agar mereka dapat menentukan pilihan yang telah diinformasikan tentang semua aspek asuhan, meminta persetujuan secara tertulis supaya mereka bertanggung jawab atas kesehatan sendiri.

h. Menggunakan keterampilan komunikasi.

i. Bekerjasama dengan petugas kesehatan lain untuk meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan keluarga

j. Melakukan advokasi terhadap pilihan ibu dalam tatanan pelayanan. Perilaku ibu selama kehamilan akan mempengaruhi kehamilannya, Prilaku ibu dalam mencari penolong persalinan akan mempengaruhi kesejahteraan ibu dan janin yang dilahirkan, demikian pula perilaku ibu pada masa nifas akan mempengaruhi kesehatan ibu dan bayinya. Dengan demikian perilaku ibu dapat mempengaruhi kesejahteraan ibu dan janinnya.

4. Pelayanan Kebidanan

Pelayanan kebidanan adalah bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan yang telah terdaftar (teregister) yang dapat dilakukan secara mandiri, kolaborasi atau rujukan. Pelayanan kebidanan diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga, sesuai dengan kewenangan dalam rangka tercapainya keluarga kecil bahagia dan sejahtera.

Sasaran pelayanan kebidanan adalah individu, keluarga dan masyarakat yang meliputi upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan dan pemulihan.Pelayanan kebidanan dapat dibedakan menjadi :

    1. Layanan primer ialah layanan yang dilakukan yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab bidan.
    2. Layanan kolaborasi adalah layanan yang dilakukan oleh bidan sebagai anggota tim yang kegiatannya dilakukan secara bersamaan atau salah satu dari sebuah proses kegiatan pelayanan kesehatan.
    3. Layanan rujukan adalah layanan yang dilakukan oleh bidan dalam rangka rujukan ke sistem layanan yang lebih tinggi atau sebaiknya yaitu pelayanan yang dilakukan oleh bidan dalam menerima rujukan dari dukun yang menolong persalinan, juga layanan yang dilakukan oleh bidan ke tempat/fasilitas peleyanan kesehatan lain secara horizontal maupun vertikal atau meningkatkan keamanan dan kesejahteraan ibu serta bayinya.

5. Keturunan

Keturunan merupakan salah satu faktor yang menentukan kualitas manusia. Manusia yang sehat dilahirkan oleh ibu yang sehat.

  1. Macam-macam Asuhan Kebidanan

1. Asuhan kehamilan

Asuhan ibu hamil oleh bidan denagn cara mengumpulkan data, menetapkan diagnosis dan rencana tindakan, serta melaksanakannya untuk menjamin keamanan dan kepuasan serta kesejahteraan ibu dan janin selama periode kehamilan.

· Memeriksa perkembangan kehamilan.

· Memberikan asuhan ketidaknyamanan pada kehamilan.

· Memberikan asuhan persiapan persalinan, seperti teknik relaksasi.

2. Asuhan persalinan

Asuhan persalinan oleh bidan dimulai dengan mengumpulkan data, menginterprestasikan data untuk menentukan diagnosis persalinan dan mengidentifikasi masalah atau kebutuhan, membuat rencana dan melaksanakan tindakan dengan memantau kemajuan persalinan serta menolong persalinan untuk menjamin keamanan dan kepuasan ibu selama periode persalinan.

· Memeriksa tanda-tanda persalinan.

· Memberikan asuhan mengurangi rasa nyeri karena kontraksi.

· Memberikan dukungan psikologis selama proses persalinan.

· Memberikan asuhan bagaimana teknik mengedan yang baik.

3. Asuhan bayi baru lahir

Asuhan bayi baru lahir oleh bidan dimulai dari menilai kondisi bayi, memfasilitasi terjadinya pernafasan spontan, mencegah hipotermia, memfasilitasi kontak dini dan mencegah hipoksia sekunder, menentukan kelainan, serta melakukan tindakan pertolongan dan merujuk sesuai kebutuhan.

· Mengkondisikan suasanan yang hangat.

· Memberikan ASI langsung setelah bayi lahir.

· Merawat tali pusat.

4. Asuhan nifas

Asuhan ibu nifas oleh bidan dilakukan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan diagnosis dan rencana tindakan, serta melaksanakannya untuk mempercepat proses pemulihan dan mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama periode nifas.

· Memberikan konseling kebutuhan ibu nifas, nutrisi, kebutuhan isitirahat, aktifitas dll.

· Memberikan kesempatan sesegera mungkin kepada ibu dan bayi untuk bersama.

· Memantau perkembangan involusi uterus.

  1. Manfaat Paradigma Keterkaitan dengan Pelayanan Kebidanan

Bidan memiliki peran unit dalam memberi pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak, yakni saling melengkapi dengan tenaga kesehatan profesional lainnya. Bidan adalah praktisi yang memberi asuhan kebidanan pada ibu hamil dan bersalin yang normal, asuhan terhadap kasus gangguan pada sistem reproduksi wanita, serta gangguan kesehatan bagi anak balita sesuai dengan kewenangannya. Bidan harus selalu mengembangkan dirinya agar dapat memenuhi peningkatan kebutuhan kesehatan kliennya (ibu dan anak).

Tugas bidan adalah memberi pelayanan/asuhan kebidanan. Pelayanan/asuhan kebidanan berfokus pada ibu dan anak balita. Sesuai dengan kewenangannya, bidan dapat melakukan pelayanan/asuhan pada kasus-kasus patologis.

Ø Pelayanan yang bermutu

Ø Asuhan sesuai kebutuhan

Ø Kepuasan klien

Ø Peningkatan kepercayaan terhadap pelayanan kesehatan

Ø Menurunkan AKI dan AKB

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BIDAN SEBAGAI PROFESI

<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-3527474561697212" crossorigin="anonymous"></script> BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah menunjukkan bahwa bidan adalah salah satu profesi tertua di dunia sejak adanya peradaban umat manusia. Bidan muncul sebagai wanita terpercaya dalam mendampingi dan menolong ibu yang melahirkan. Peran dan posisi bidan dimasyarakat sangat dihargai dan dihormati karena tugasnya yang sangat mulia, memberi semangat, membesarkan hati, mendampingi, serta menolong ibu yang melahirkan sampai ibu dapat merawat bayinya dengan baik. Sejak zaman pra sejarah, dalam naskah kuno sudah tercatat bidan dari Mesir yang berani ambil resiko membela keselamatan bayi-bayi laki-laki bangsa Yahudi yang diperintahkan oleh Firaun untuk di bunuh. Mereka sudah menunjukkan sikap etika moral yang tinggi dan takwa kepada Tuhan dalam membela orang-orang yang berada dalam posis

Penyakit Infeksi yang Menyertai Kehamilan dan Persalinan (5)

                                                            Varicella Varicella/chickenpox atau sering disebut cacar air, merupakan infeksi akibat virus varicella-zoster (VZV) atau human herpes virus -3 (HHV-3). Varicella memberikan gambaran khas munculnya lesi di kulit yang bersifat makulo-papuler, berkembang menjadi vesikel, pustula, dan akhirnya menjadi krusta/keropeng. Kehamilan cenderung memperburuk perjalanan penyakit varicella. Infeksi varicella pada kehamilan meningkatkan risiko kejadian komplikasi pneumonia. Infeksi varicella pada trimester awal kehamilan memunculkan risiko kelainan kongenital, sebesar 0,4 – 2%. Pada infeksi yang terjadi pada akhir kehamilan (secara kesepakatan ditetapkan 5 hari sebelum atau sesudah kelahiran) memunculkan risiko transmisi vertikal, yang dapat mengakibatkan bayi baru lahir mengalami infeksi varicella berat. Infeksi varicella yang menyembuh memasuki periode laten, dalam hal ini, masih mungkin terjadi infeksi dalam bentuk herpes zoster pada

MANAJEMEN AKTIF KALA III

                                                                                                                    MANAJEMEN AKTIF KALA III 1.      DEFENISI, TUJUAN DAN KEUNTUNGAN MANAJEMEN AKTIF KALA III A.      Definisi Manajemen aktif kala tiga adalah penatalaksanaan secara aktif pada kala tiga (pengeluaran aktif plasenta) untuk membantu menghindarkan terjadinya perdarahan pasca persalinan. B.     Tujuan §      Menghasilkan kontraksi uterus yang lebih efektif §   Membantu secara aktif pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara lengkap C.    Keuntungan – Keuntungan Manajemen Aktif Kala III §      Memperpendek waktu persalinan kala tiga §      Mengurangi kejadian perdarahan pasca persalinan §     Mencegah terjadinya atonia uteri dan retensio plasenta 2.      PENATALAKSANAAN MANAJEMEN AKTIF KALA III A.      Pemberian oksitosin (10 U) §     Sebelum memberikan oksitosin, melakukan pengkajian dengan melakukan palpasi pada abdomen untuk meyakink