Langsung ke konten utama

KONTRASEPSI MANTAP (STERILISASI)

STERILISASI WANITA
(Media Operatif Wanita(MOW)/ TUBEKTOMI)

Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan fertilitas (kesuburan) seorang perempuan secara permanen.
Mekanisme Kerja:
Mencegah pertemuan sperma dengan sel telur (fertilisasi) dengan cara mencapai tuba falopii dan mengoklusi (menutup tuba falopii)
Tindakan yang dapat dilakukan pada tubektomi:
a.Mencapai tuba falopii
   Yang terdiri atas;
1.Abdominal / Trans abdominal
- Laparatomi
Laparatomi saja untuk kontap wanita tidak dianjurkan karena diperlukan insisi yang panjang dan anastesi umum atau anastesi spinal.  Laparatomi hanya diperlukan bila cara-cara kontap lainnya gagal atau timbul komplikasi sehingga memerlukan insisi yang lebih besar,atau pada keadaan lain, jika kontap bukan merupakan operasi utama tetapi sebagai pelengkap, misalnya pada section secarea, KET, dll.
- Mini laparatomi
Sub-umbilikal/infra-umbilikal ( biasanya pada post-partum) dan  Supra-pubis/ Mini-pfannenstiel pada post-abortus dan interval atau pada saat bukan post-partum atau post abortus.
Keuntungan mini laparatomi; Mudah dipelajari, dapat dikerjakan oleh tenaga medis yang memiliki dasar keterampilan ilmu bedah, alat murah dan sederhana, dan dapat dilakukan segera setelah melahirkan.
Kerugian mini laparatomi; Waktunya sedikit lama rata-rata memerlukan 10-20 menit, sukar pada wanita yang agak gemuk bila ada perlekatan pelvis/ mengalami operasi pelvis, meninggalkan bekas luka parutdan angka kejadian infeksi operasi lebih tinggi.
- Laparaskopi.
Adalah suatu pemeriksaan endoskopik dari bagian dalam rongga peritoneum dengan alat laparoskop yang dimasukkan melalui dinding anterior abdomen.
Keuntungan laparaskopi; Komplikasi rendah, cepat (rata-rata 5-15 menit), insisi kecil sehingga luka parut sedikit sekali, dapat dipakai juga untuk diagnostic maupun terapi, kurang menyebabkan rasa sakit dan sangat berguna bila jumlah calon aseptor banyak.
Kerugian laparaskopi; Risiko komplikasi dapat serius (bila terjadi), memerlukan pneumo-peritoneum dengan segala akibatnya, lebih sukar dipelajari, memerlukan keahlian dan keterampilan dalam bedah abdomen, harga peralatannya mahal dan memerlukan perawatan yang teliti, dan tidak dianjurkan untuk digunakan segera post-partum.
2. Vaginal/Transvaginal
- Kolpotomi,
Ada yang dikenal dengan Kolpotomi posterior(kuldotomi). Cara ini sering dipakai.  Cul-de-sac atau cavum douglas, yang terletak diantara dinding depan rectum dan dinding belakang uterus, dibuka melalui vagina untuk sampai pada tuba falopii.
Yang lain adalah Kolpotomi anterior, jarang dipakai lagi pada saat ini. Peritoneum di insisi diantara kandung kencing dan uterus, dan uterus diputar sehingga tuba falopii terlihat.
Keuntungan kolpotomi adalah; dapat dilakukan secara rawat-jalan, hanya memerluka waktu 5-15 menit, cukup dengan neurolept-analgesia+anastesi lokal, rasa sakit post-operatif lebih kecil, tidak ada insisi abdominal, peralatan yang digunakan sederhana, murah dan mudah pemeliharaannya, morbiditas dan komplikasi mayor rendah, serta  angka kegagalan rendah.
- Kuldoskopi.
Rongga pelvis dapat dilihat melalui alat keldoskop dimasukkan melalui vagina fornixposterior kedalam cavum douglas. Tuba ditarik dan dijepit keluar untuk dilakukan penutupan dengan cara; Pomeroy, Kroener, Kauterisasi, atau  Cincin falope.
Kerugian kuldoskopi; Posisi aseptor yaitu posisi lutut-dada (knee-chest position) yang mungkin kurang menyenangkan baginya.
3.Transervical/transuterine
- Histeroskopi
Prinsipnya sama seperti laparaskopi, hanya pada histeroskopi tidak dipakai trocar, tetapi suatu vacuum servical adaptor untuk mencegah keluarnya gas pada saat dilatasi servik/cavum uteri.
Keuntungan histeroskopi adalah tidak diperlikan insisi dan dapat secara rawat-jalan karena prosedurnya singkat/cepat. Kemudian kerugian histeroskopi; risiko perforasi uterus dan luka bakar, angka kegagalan tinggi, resiko kehamilan ektopik, sering timbul kesulitan tehnis dalam mencari lokasi orificium tubae, serta oklusi tuba falopii mungkin tidak segera efektif.
- Blind Delivery(tanpa melihat langsung)
Pada cara ini operator tidak melihat langsung kedalam cavum uteri untuk melokaliser orifisium tubae. Keuntungan Blind Delivery ini adlah; pelaksanaannya mudah dan dapat secara rawat-jalan.
Kerugian Blind Delivery; Kebanyakan kurang efektif setelah satu kali pemberian, beberapa zat kimia sangat toksik terhadap jaringan, daya kerja zat-zat kimia irreversible, serta dosis zat-zat kimia tidak selalu dapat diketahui/diramalkan.

b.Oklusi/penutupan tuba falopii
Tempat oklusi tuba falopii, dapat dilakukan pada bagian:
- Infundibulum (bagian distal/frimbiae)
- Ampulla atau isthmus (bagian tengah)
-  Interstitial (dekat utero-tubal junction)
Cara oklusi tuba falopii.
Ada beberapa cara diantaranya adalah ligasi tuba falopii. Ligasi atau pengikatan yuba falopii untuk mencegah perjalanan dan pertemuan spermatozoa dan ovum. Merupakan salah satu caraoklusi tuba falopii yang paling tua.
Keuntungan ligasi tuba falopii ini adlah; hanya memerlukan keahlian /keterampilan sedang-sedang saja,  hanya memerlukan alat-alat sederhana dan morbiditas rendah. Serta kerugian ligasi tuba falopii, antara lain; umumnya irreversible dan bila dikerjakan dengan laparotomi, memerlukan hospitalisasi.
Tehnik ligasi tuba falopii:
- Ligasi biasa.
Keuntungannya ; Mudah dilakukan, morbiditas rendah, potensi tinggi untuk reversibilitas dan kerugian ligasi biasa adalah angka kegagalan tinggi (sampai 20%)
- Ligasi+ penjepitan
Menggunakan tehnik Madlener, yaitu bagian tengah tuba falopii diangkat sehingga membentuk suatu loop. Dasar dari loop dijepit dengan klem kemudian diikat dengan benang yang tidak diserap(silk, cotton).
Keuntungan tehnik madlener: morbiditas rendah, mudah dikerjakan dan dapat dilakukan melalui beberapa cara dalam mencapai tuba falopii. Kerugian tehnik madlener adalah angka kegagalan tinggi (1-2%).
- Ligasi+pembagian/pembelahan +penanaman.
Dapat dilakukan dengan beberapa tehnik, antara lain;
1) Tehnik Irving
Tuba falopii diikat pada 2 tempat dengan benang yang dapat diserap kemudian dibagi diantara kedua ikatan. Lalu Ujung/punting proximal ditanamkan ke dalam myometrium uterus, kemudian Ujung/ punting distal ditanamkan ke dalam mesosalpinx.
Keuntungan tehnik ini adalah hampir 100% efektif dan kerugiannya lebih sukar dikerjakan dan reversibilitas sangat rendah.
2)Tehnik Wood (Australia 1973), dikenal dengan “Atraumatic midampullary sterilization”
Pars ampullaris tuba falopii dibelah /dibagi (division), kemudian kedusa ujung/puntung yang dibelah /dibagi diikat dengan benang yang dapat diserap. Ujung/puntung medial ditanamkan ke dalam kantong yang dibuat di dalam mesosalpinx.
Keuntungan tehnik ini adalah sangat efektif, tidak ada eksisi dari tuba falopii dan potensi reversibilitas tinggi. Kerugiannya adalah mengerjakannya lebih sukar.
3)Tehnik Cooke
Suatu segmen tuba falopii dijepit dan dirusak, kemudian ujung proximal ditanamkan kedalam ligamentum rotundum.
-  Ligasi + Resksi tuba falopii.
Yaitu legasi di pemotongan atau pembuangan tuba, yang masih dikerjakan sampai sekarang. Dapat dilakukan dengan;
a) Salpingektomi
Keuntunganya adalah sangat efektif dan dapat dilakukan trans abdominal dan trans vaginal. kerugiannya adalah ireversibel.
b) Tehnik pomeroy
Merupakan tehnik yang sering digunakan.  Bagian tengah tuba falopii dijepit, lalu diangkat sehingga membentuk loop, lalu dasar dan loop diikat dengan cat gut dan bagian loop diatas ikatan diputar. Ujung punting tuba akan saling terpisah. Kemudian memotong tuba/ membuang tuba sekitar 3-4 cm.
Keuntungan pomeroy; mudah mengerjakannya, sangat efektif, dapat dilakukan segera post-partum, dapat dikerjakan transabdominal atau transvaginal, potensi reversibilitas tinggi dan morbiditas rendah. Kerugian tehnik ini tidak ada.
c) Tehnik Pritchardsis (parkland)
Suatu segmen kecil dari tuba falopii dipisahkan dari pesosalpinx.  Masing-masing ujung dari segmen tersebut diikat dengan benang chromic kemudian dipotong di antara kedua ikatan dan segmen tuba falopii dibuan. Tehnik ini banyak dipakai di Amerika serikat
d)Fimbriektomi kroener
Bagian 1/3 distal dari tuba falopii diikat dengan dua ikatan benang silk dan ujung fimbriae di eksisi. Keuntungan tahnik ini adalah hampi 100% efektif dan mudah dikerjakan baik transabdominal meupun transvaginal. Kerugiannya kurang efektif pada keadaan post-partum (transabdominal)
- Ligasi + reseksi + penanaman tuba falopii.
Dilakukan dengan;
1) Reseksi Cornu
Prosedur ekstensif yang memerlukan laparotomi. Utero-tubal junction diikat dengan benang yang dapat diserap. Insisi tuba falopii proximal dari ikatan, membebaskannya dari mesosalpinx, kemudian membuang 1 cm dari tuba falopii. Lalu myometrium uterus disekitarnya di eksisi berbentuk baji (wedge excision) untuk mencegah endometriosis dan kehamilan ektopik, dan bagian proximal dari segmen distal tuba falopii di tanam ke dalam ligamentum latum.
Keuntungan tehnik ini adalah gangguan minim pada suplai darah ligamentum latum dan ovarium. Kerugian adalah angka kegagalan cukup tinggi dan dapat terjadi perdarahan hebat.
2) Tehnik Uchida
Larutan garam fisiologis-adrenalin (1:1000) disuntikkan di bawah serosa pars ampullaris, sehinnga terjadi spasme vaskuler lokal dan pembengkakan (ballooning) dari mesosalpinx, dan terjadi pemisahan dari permukaan serosa dengan bagian muskularis tuba falopii. Kemudian serosa di insisi dan dibebaskan ke belakang. Segmen sepanjang 5 cm dari bagian proximal tuba falopii dipotong, ujung yang pendek diikat dengan benang yang tidak diserap dan segmen tuba falopii yang telah diikat secara otomatis membenamkan dirinya dibawah serosa. Pinggir dari insisi serosa dikumpulkan sekitar ujung distal tuba falopii dan diikat secata ikatan –rangkaian- kantong (purse-string-suture) sehingga tuba falopii ditinggalkan menonjol kedalam cavum abdomen.
Keuntungan tehnik ini adalah sangat efektif dan kerugiannya adalah mengerjakannya jauh lebih sukar dari metode ligasi lainnya.
Manfaat tubektomi
-  Sangat efektif (0,2 – 4 kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama penggunaan).
-  Permanen.
-  Tidak mempengaruhi proses menyusui (breastfeeding).
-  Tidak bergantung pada faktor sanggama.
-  Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi risiko kesehatan yang serius.
-  Pembedahan sedarhana, dapat dilakukan dengan anestesi lokal.
-  Tidak ada efek samping dalam jangka panjang.
- Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual (tidak ada efek pada produksi hormon ovarium).
- Berkurangnya risiko kanker ovarium
Keterbatasan
- Harus dipertimbangkan sifat permanen metode kontrasepsi ini (tidak dapat dipulihkan kembali), kecuali dengan operasi rekanalisasi.
-    Klien dapat menyesal di kemudian hari.
-    Risiko komplikasi kecil.
-    Rasa sakit/ ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan.
-    Dilakukan oleh dokter yang terlatih .
-    Tidak melindungi diri dari IMS, termasuk HBV dan HIV/ AIDS
Indikasi dan kontraindikasi
Indikasi
Kontraindikasi
-Usia lebih dari 26 tahun
- Jumlah anak lebih dari 2
-Yakin telah mempunyai besar keluarga sesuai dengan kehendaknya.
-Pada kehamilannya akan menimbulkan risiko kesehatan yang serius.
-          Pascapersalinan.
-          Pascakeguguran
-    Paham dan secara sukarela setuju dengan prosedur ini
-    Hamil
- Perdarahan vaginal yang belum terjelaskan.
- Infeksi sistemik atau pelvik yang akut.
-Tidak boleh menjalani proses pembedahan.
-Kurang pasti mengetahui keinginannya untuk fertilitas di masa depan.
-  Belum memberikan persetujuan tertulis
Waktu penggunaan
-  Setiap waktu selama siklus menstruasi apabila diyakini secara rasional klien tersebut tidak hamil.
-    Hari ke-6 hingga ke-13 dari siklus menstruasi (fase proliferasi)
-    Pascapersalinan
Minilap: di dalam waktu 2 hari atau setelah 6 minggu atau 12 minggu.
Laparoskopi: tidak tepat untuk klien-klien pascapersalinan
-    Pasca keguguran
Triwulan pertama: dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada bukti infeksi pelvik (minilap atau laparoskopi)
Triwulan kedua: dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada bukti infeksi pelvik (minilap saja)

<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-3527474561697212"
     crossorigin="anonymous"></script>
                                                            STERILISASI PRIA      
Media Operatif Pria (MOP)/ Vasektomi

Vasektomi adalah prosedur prosedur bedah sukarela untuk menghentikan fertilitas (kesuburan) seorang pria secara permanen.
Mekanisme kerja.
Menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan jalan melakukan oklusi vasa deferensia sehingga alur transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi (penyatuan dengan ovum) tidak terjadi.
Keuntungan
- Efektif
- Aman, morbiditas rendah dan hampir tidak ada mortalitas.
- Sederhana.
- Cepat, hanya memerlukan waktu 5-10 menit
- Menyenangkan bagi akseptor karena memerlukan anastesi lokal saja.
- Biaya rendah.
Kerugian
- Diperlukan suatu tindakan operatif.
- Kadang-kadang menyebabkan komplikasi
- Kontap-pria belum memberikan perlindungan total sampai semua spermatozoa, yang sudah ada di dalam sistem reproduksi distal dari tempat oklusi vas deferens, dikeluarkan.
- Problem psikologis yang berhubungan dengan perilaku seksual mungkin bertambah parah setelah tindakan operatif yang menyangkut sistem reproduksi pria.
 Indikasi
Vasektomi merupakan upaya untuk menghentikan fertilitas dimana fungsi reproduksi merupakan ancaman atau gangguan terhadap kesehatan pria dan pasangannya serta melemahkan ketahanan dan kualitas keluarga.
Kondisi khusus bagi tindakan vasektomi
-  Infeksi kulit pada daerah operasi
-  Infeksi sistemik yang sangat mengganggu kondisi kesehatan klien
-  Hidrokel atau varikokel yang besar
-  Hernia inguinalis
-  Filariasis (elefantiasis)
-  Undesensus testikularis
-  Massa intraskrotalis
-   Anemia berat, gangguan pembekuan darah atau sedang menggunakan antikoagulansia
Informasi bagi klien
- Pertahankan haid selama 3 hari
- Luka yang sedang dalam penyembuhan jangan ditarik-tarik atau digaruk
- Boleh mandi setelah 24 jam, asal daerah luka tidak basah. Setelah 3 hari luka boleh dicuci dengan sabun dan air
-  Pakailah penunjang skrotum, usahakan daerah operasi kering
-  Jika ada nyeri, berikan 1-2 tablet analgetik seperti parasetamol atau iberprofen setiap 4-5 jam
-  Hindari mengangkat barang berat dan kerja keras untuk 3 hari
-  Boleh bersanggama sesudah hari ke 2-3. namun untuk mencegah kehamilan pakailah kondom atau cara kontrasepsi lain selama 3 bulan atau sampai ejakulasi 15-20 kali.
-   Periksa semen 3 bulan pasca vasektomi atau sesudah 15-20 kali ejakulasi
Penilaian klinik
Riwayat sosiomedik yang perlu diketahui dari seorang calon akseptor vasektomi melipti hal-hal berikut:
- Riwayat operasi atau trauma pada regio skrotalis atau inguinalis
- Riwayat disfungsi seksual, termasuk impotensi
- Kondisi area skrotalis (ketebalan kulit, parut atau infeksi)
- Temuan berupa undesensus testikularis, hidrokel/ varikokel, massa intraskrotalis atau hernia inguinalis
- Riwayat alergi
- Adanya proteinuria atau diabetes mellitus
Tempat pelayanan dan petugas pelaksana
Tim medis VTP merupakan petugas kesehatan yang dilatih secara khusus untuk melakukan prosedur vasektomi. Di Indonesia, pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) yang memiliki Tim Medis VTP merupakan fasilitas kesehatan terdepan yang dapat memberikan pelayanan kontrasepsi khusus ini. Walaupun prosedur vasektomi merupakan tindakan bedah minor, ketersediaan peralatan dan medikamentosa untuk tindakan gawat darurat merupakan syarat mutlak pelayanan. Akses ke fasilitas kesehatan rujukan juga harus tersedia setiap saat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BIDAN SEBAGAI PROFESI

<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-3527474561697212" crossorigin="anonymous"></script> BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah menunjukkan bahwa bidan adalah salah satu profesi tertua di dunia sejak adanya peradaban umat manusia. Bidan muncul sebagai wanita terpercaya dalam mendampingi dan menolong ibu yang melahirkan. Peran dan posisi bidan dimasyarakat sangat dihargai dan dihormati karena tugasnya yang sangat mulia, memberi semangat, membesarkan hati, mendampingi, serta menolong ibu yang melahirkan sampai ibu dapat merawat bayinya dengan baik. Sejak zaman pra sejarah, dalam naskah kuno sudah tercatat bidan dari Mesir yang berani ambil resiko membela keselamatan bayi-bayi laki-laki bangsa Yahudi yang diperintahkan oleh Firaun untuk di bunuh. Mereka sudah menunjukkan sikap etika moral yang tinggi dan takwa kepada Tuhan dalam membela orang-orang yang berada dalam posis

Penyakit Infeksi yang Menyertai Kehamilan dan Persalinan (5)

                                                            Varicella Varicella/chickenpox atau sering disebut cacar air, merupakan infeksi akibat virus varicella-zoster (VZV) atau human herpes virus -3 (HHV-3). Varicella memberikan gambaran khas munculnya lesi di kulit yang bersifat makulo-papuler, berkembang menjadi vesikel, pustula, dan akhirnya menjadi krusta/keropeng. Kehamilan cenderung memperburuk perjalanan penyakit varicella. Infeksi varicella pada kehamilan meningkatkan risiko kejadian komplikasi pneumonia. Infeksi varicella pada trimester awal kehamilan memunculkan risiko kelainan kongenital, sebesar 0,4 – 2%. Pada infeksi yang terjadi pada akhir kehamilan (secara kesepakatan ditetapkan 5 hari sebelum atau sesudah kelahiran) memunculkan risiko transmisi vertikal, yang dapat mengakibatkan bayi baru lahir mengalami infeksi varicella berat. Infeksi varicella yang menyembuh memasuki periode laten, dalam hal ini, masih mungkin terjadi infeksi dalam bentuk herpes zoster pada

MANAJEMEN AKTIF KALA III

                                                                                                                    MANAJEMEN AKTIF KALA III 1.      DEFENISI, TUJUAN DAN KEUNTUNGAN MANAJEMEN AKTIF KALA III A.      Definisi Manajemen aktif kala tiga adalah penatalaksanaan secara aktif pada kala tiga (pengeluaran aktif plasenta) untuk membantu menghindarkan terjadinya perdarahan pasca persalinan. B.     Tujuan §      Menghasilkan kontraksi uterus yang lebih efektif §   Membantu secara aktif pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara lengkap C.    Keuntungan – Keuntungan Manajemen Aktif Kala III §      Memperpendek waktu persalinan kala tiga §      Mengurangi kejadian perdarahan pasca persalinan §     Mencegah terjadinya atonia uteri dan retensio plasenta 2.      PENATALAKSANAAN MANAJEMEN AKTIF KALA III A.      Pemberian oksitosin (10 U) §     Sebelum memberikan oksitosin, melakukan pengkajian dengan melakukan palpasi pada abdomen untuk meyakink